Laporan Praktikum
Tritrasi Asam-Basa
disusun oleh
Aula Nur Azis (02)
Dedi Irawan (03)
Dedy Purnama (04)
Febriyanti Ariningtyas
SMA NEGERI 1 MINGGIR
YOGYAKARTA
2012
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1. Judul ..................................................................................................................
1.2. Tujuan Percobaan ...............................................................................................
1.3. Dasar Teori .........................................................................................................
BAB II METODE
PRAKTIKUM
.......................................................................
2.1. Waktu dan Tempat ............................................................................................
2.2. Alat dan bahan ...................................................................................................
2.3. Cara Kerja
..........................................................................................................
BAB III HASIL
PENGAMATAN
3.1. Tabel Pengamatan...............................................................................................
3.2. Perhitungan
.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan..........................................................................................................
4.2. Daftar
Pustaka.....................................................................................................
4.3.Lampiran..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul
Tritrasi Asam-Basa
1.2. Tujuan Percobaan
Mengetahui perubahan pH
penetralan asam-basa dengan metode tritrasi
1.3. Dasar Teori
Titrasi merupakan suatu
metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi
asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa. Zat yang akan ditentukan
kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer,
sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa
larutan.
Titrasi asam basa
melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit
sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan
titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita
mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa
menghitung kadar titrant.
Untuk mengetahui titik
ekivalen, dapat digunakan indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada
titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan
warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin
dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Keadaan dimana titrasi dihentikan
dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir
titrasi”.
BAB II
METODE
PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 9
November 2012 pukul 13.00±15.00, bertempat di Laboratorium kimia SMA N 1
MINGGIR
2.2. Alat dan bahan
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
|||
1
|
Labu elenmeyer 250 ml
|
1
|
1
|
Larutan HCL 0,1 M
|
25 ml
|
|||
2
|
Pipet volumetrik 25 ml
|
1
|
2
|
Larutan NaOH0,1 M
|
25 ml
|
|||
3
|
Buret
|
1
|
3
|
Indikator fenolftalein (PP)
|
10 ml
|
|||
4
|
Satifdan klem
|
1
|
|
|
|
|||
5
|
Corong kecil
|
1
|
|
|
|
|||
6
|
Botol semprot berisi air bening
|
1
|
|
|
|
|||
7
|
Pipet tetes
|
1
|
|
|
|
|||
8
|
pH-meter (telah dikalibrasi) atau kertas indikator universal
|
1
|
|
|
|
|||
2.3. Cara Kerja
1. Ambilah sebanyak 25 ml
HCL 0,1 M dengan pipet volumetrik, lalu pindahkan kedalam labu erlenmeyer 250
ml.
2. Tambahkan sebanyak 5
tetes indikator PP ke dalam labu erlenmeyer tersebut
3. Siapkan buret, statif dan
klem
4. Isi buret dengan larutan
NaOH 0,1 M tepat sampai pada garis nol dengan bantuan corong.
5. Buka kran buret secara
perlahan sehingga larutan NaOH mengalir tepat ke dalam labu erlenmeyer. Lakukan
pengukuran ph dengan PH-meter atau kertas indikator universal pada saat
penambahan NaOH mencapai masing-masing volum seperti yang tercantum pada tabel
hasil pengamatan. Selama penambahan NaOH, goyangkan labu erlenmeyer agar NaOH
merata pada seluruh larutan. Amati perubahan warna larutan yang terjadi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1. Tabel Pengamatan
Volume NaOH (ml)
|
pH
|
Pengamatan warna larutan
|
0,0
|
|
|
10,0
|
9,0
|
Merah muda
|
15,0
|
9,5
|
Merah
|
20,0
|
10
|
Merah agak tua
|
21,0
|
10,5
|
Ungu muda
|
22,0
|
10,5
|
Ungu muda
|
23,0
|
10,5
|
Ungu
|
24,0
|
11,0
|
Ungu agak tua
|
24,0
|
11,0
|
Ungu agak tua
|
24,5
|
11,0
|
Ungu agak tua
|
24,9
|
11,5
|
Ungu tua
|
25,0
|
11,5
|
Ungu tua
|
21,1
|
11,5
|
Ungu tua
|
25,5
|
11,5
|
Ungu tua
|
26,0
|
11,5
|
Ungu tua
|
27,0
|
11,5
|
Ungu tua
|
28,0
|
11,5
|
Ungu tua
|
29,0
|
12
|
Ungu
|
30,0
|
12
|
Ungu
|
35,0
|
12,5
|
Ungu kemerahan
|
40,0
|
12,5
|
Ungu kemerahan
|
45,0
|
13
|
Ungu jambu
|
50,0
|
14
|
Ungu maron
|
3.2. Perhitungan
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1.
Dalam titrasi
apabila larutan tersebut tak berwarna harus di beri indikator tertentu dalam
mengetahui titik ekivalenya
2.
Semakin banyak larutan NaOH yang tertetes maka warna
semakin tua
4.3. Lampiran
0 komentar:
Posting Komentar