LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
HASIL
KALI KELARUTAN
Disusun
oleh:
Dedy Purnama (03)
SMA NEGRI 1 MINGGIR
2012-1013
KESETIMBANGAN HASIL KALI KELARUTAN
I. TUJUAN
PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk
dapat memahami sifat larutan jenuh, kelarutan suatu garam dalam pelarut air,
dan menentukan hasil kali kelarutannya.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Kesetimbangan Hasil Kali
Kelarutan
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan
dinamis, karena dalam sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil
reaksi, dan sebaliknya. Sebagai contoh :
AB + CDAC + BD
Dalam
kesetimbangan ini, terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD, dan pada saat
yang sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat zat dalam
sistem itu jumlahnya mendekati konstan.
Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu sistem kesetimbangan homogen dan sistem kesetimbangan
heterogen. Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang anggota sistemnya
mempunyai kesamaan fase, sehingga sistem yang terbentuk itu hanya memiliki satu
fase. Kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang anggota
sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga sistem yang terbentuk pun
mempunyai lebih dari satu macam fase.
Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta
kesetimbangan dengan persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan.
Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil
reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999).
B.
Larutan Jenuh
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang
mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan
antara zat terlarut yang larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan jenuh
dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih.
Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu,
untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya
kelarutan dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut
pada temperatur yang sudah ditentukan.
Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih
encer) dari pada larutan jenuh. Dan suatu larutan lewat jenuh lebih pekat
dibandingkan dengan larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat
dengan membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Zat terlarut
haruslah lebih banyak larut dalam dalam pelarut panas dari pada dalam pelarut
dingin. Jika tersisa zat terlarut yang belum larut, sisa itu disingkirkan.
Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan hati-hati untuk menghindari
pengkristalan. Artinya larutan itu tidak boleh digetarkan atau diguncang, dan
debu maupun materi asing dilarang masuk. Jika tidak ada zat terlarut yang
memisahkan diri selama pendinginan, maka larutan yang dingin itu bersifat lewat
jenuh (Brady, 1999).
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung
ion-ion berasal dari satu sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya
pada kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan ke
dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan
setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya dengan cara menggeser
kesetimbangan ke arah dimana pereaksi tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Suatu garam ionik apabila dilarutkan dalam air,
akan terurai menjadi ion-ionnya. Apabila dalam air larutan tersebut telah lewat
jenuh, maka garam tersebut akan mengendap. Pada keadaan tepat jenuh, terjadi
kesetimbangan antar fase padat dari garam dengan ion-ionnya dalam larutan.
Misalkan untuk garam timbal klorida, keadaan kesetimbangan dari perak klorida
dalam larutan dapat dituliskan dalam persamaan kesetimbangan sebagai berikut :
PbCl (s) Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
C.
Kelarutan Suatu Garam
Kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya
garam yang dapat larut dalam suatu pelarut sampai garam tersebut tepat akan
mengendap. Besarnya kelarutan dari suatu garam nilainya beragam untuk setiap
macam garam dan merupakan salah satu sifat fisis dari garam tersebut.
Jika suatu garam memiliki tetapan hasil kali
larutan yang besar, maka dikatakan garam tersebut mudah larut. Sebaliknya jika
harga tetapan hasil kali larutan dari suatu garam tertentu sangat kecil, dapat
dikatakan bahwa garam tersebut sukar untuk larut.
Harga tetapan hasil kali kelarutan dari suatu
garam dapat berubah dengan perubahan temperatur. Umumnya kenaikan temperatur
akan memperbesar kelarutan suatu garam, sehingga harga tetapan hasil kali
kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar (Petrucci, 1987).
III. ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah
·
gelas 100 ml
·
Sendok
B.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
·
Gula
·
Garam
·
Air Panas/dingin/biasa
IV. PROSEDUR
KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
yang sudah tercantum di atas.
2. Masukan 2 Sendok gula
kedalam gelas yang sudah di isi air.
3. Aduk campuran gula
tersebut.
4. Catat hasilnya
5. Ulangi langkah ke 3
dengan menambahkan kelipatan 2 Sendok sampai 10 sendok gula dan mengganti
airnya dengan air panas, dingin dan biasa dan,
6. Ulangi langkah
sebelumnya dengan mengganti larutan garam
V. HASIL PERCOBAAN
a. Tabel hasil percobaan
larutan Gula
Banyak Gula
|
Air
|
Kelarutan
|
Endapan
|
2 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Tidak ada
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Tidak ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Tidak ada
|
|
4 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Tidak ada
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Tidak ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Tidak ada
|
|
6 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Tepat jenuh
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Tepat jenuh
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Tepat jenuh
|
|
8 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Ada
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Ada
|
|
10 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan Tidak bisa terlarut
|
Ada
|
Air Biasa
|
Larutan Tidak bisa terlarut
|
Ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan Tidak bisa terlarut
|
Ada
|
b. Tabel hasil percobaan
larutan Garam dapur
Banyak Gula
|
Air
|
Kelarutan
|
Endapan
|
2 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Tidak ada
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Tidak ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Tidak ada
|
|
4 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Tidak ada
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Tidak ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Tidak ada
|
|
6 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Tidak ada
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Tidak ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Tidak ada
|
|
8 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan lebih cepat
terlarut
|
Tepat jenuh
|
Air Biasa
|
Larutan cepat terlarut
|
Tepat jenuh
|
|
Air Dingin
|
Larutan lambat terlarut
|
Tepat jenuh
|
|
10 Sendok
|
Air Panas
|
Larutan Tidak bisa terlarut
|
Ada
|
Air Biasa
|
Larutan Tidak bisa terlarut
|
Ada
|
|
Air Dingin
|
Larutan Tidak bisa terlarut
|
Ada
|
VI. KESIMPULAN
- Hasil
kali kelarutan (Ksp) merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion yang
masing-masing dipangkatkan koefisien reaksi dalam larutan yang jenuh pada
suhu tertentu.
- Endapan
terbentuk apabila larutan mencapai keadaan lewat jenuh.
- Semakin
besar konsentrasi zat yang ditambahkan untuk membentuk endapan, maka kalor
yang dibutuhkan untuk melarutkan endapan juga semakin besar.
- Semakin
tinggi suhu penglarut maka semakin cepat larutan akan terlarut
0 komentar:
Posting Komentar