Sak Karepmu Lehmu Arep Ngarani

Gambar e apik to Kwi le poto mung go Hp Cross.!

Sak Karepmu Lehmu Arep Ngarani

Gambar e apik to Kwi le poto mung go Hp Cross.!

Sak Karepmu Lehmu Arep Ngarani

Gambar e apik to Kwi le poto mung go Hp Cross.!

Sak Karepmu Lehmu Arep Ngarani

Gambar e apik to Kwi le poto mung go Hp Cross.!

Sak Karepmu Lehmu Arep Ngarani

Gambar e apik to Kwi le poto mung go Hp Cross.!

Rabu, 02 Oktober 2013

unyunkk

manusia sempurna hanyalah ilusi yg tak prnah ad...

Kamis, 12 September 2013

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SIFAT KOLIGATIF

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
SIFAT KOLIGATIF












Disusun oleh :
1.      Aulia nur aziz
2.      Dedi irawan
3.      Dedi purnama
4.      Muh. Fajrul falah
5.      Wido muswarsinah



SMA NEGERI 1 MINGGIR
2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya,sehingga kami dapat melalukan Praktikum kimia dengan judul PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI.
            Dalam kesempatan ini tidak lupa kami  ucapkan trimakasih kepada ;
1.         Bapak Drs.Suharto selaku kepala SMA N 1 MINGGIR
2.         Ibu Puji MulyaningsihS.Pd selaku pembimbing  Praktikum
3.         Orang tua saya yang selalu mendukung saya
4.         Semua pihak yang telah membantu terlaksananya percobaan ini.

Kami menyadari bahwa dalam memlakukan percobaan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk percobaan ini.




                                                                                                            Penyusun










                                                                                                                                
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 4

1.1 Judul Praktikum............................................................................................ 4
1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................... 4
1.3 Dasar Teori.................................................................................................... 4

BAB 11 METODE PRAKTIKUM.................................................................... 3

2.1 Alat dan Bahan............................................................................................. 5
2.2 Cara percobaan ............................................................................................. 5

BAB III HASIL PENGAMATAN.................................................................... 6

3.1 Tabel Percobaan............................................................................................ 6
3.2 Perhitungan................................................................................................... 6

BAB IV PENUTUP........................................................................................... 7

4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 7
4.2 Saran.............................................................................................................. 7
4.3 Lampiran....................................................................................................... 8








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Judul Praktikum    
Mengukur titik beku suatu larutan
1.2 Tujuan Praktikum     
·     Mengukur titik beku beberapa larutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
1.3 Dasar Teori
      Apabila suatu zat dilarutkan dalam suatu pelarut, maka sifat larutan itu berbeda dari sifat pelarut murni. Contohnya, larutan urea yang berbeda sifat dengan air murni biasa. Sifat-sifat larutan yang ada, seperti rasa, warna, pH, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat yang terlarut. Pengaruh jenis zat ya ng terlarut kecil sekali sejauh zat yang terlarut itu tergolong nonelektrolit dan tidak mudah menguap. Sedangkan sifat-sifat yang tiak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya pada konsentrasi partikelnya disebut dengan sifat-sifat koligatif suatu larutan.
      Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari jenis zat terlarut. Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat koligatif itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan elektrolit tidak sama dengan jumlah larutan non elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.
      Pada larutan nonelektrolit seperti gula, sifat-sifat koligatif berbanding lurus dengan molalitas larutan menurut hukum Raoult dan Henry. Larutan elektrolit memperlihatkan penurunan titik beku lebih besar. Dalam larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga molalitas pertikel menjadi bertambah. Meskipun jumlah partikel dalam larutan elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat-sifat koligatif larutan tidak sebanding dengan perhitunagn jumlah partikel. Hal ini disebabkan terjadinya gaya tarik menaik antarionik. Ion-ion yang bermuatan positif tidak sepenuhnya merupakan satuan-satuan bebas. Setiap ion positif dari larutan akan dikelilingi oleh ion negatif, begitu pula sebaliknya.
Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan oleh kebersamaan jumlah partikel dan bukan ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan dan besar pengaruh itu bergantung pada jumlah partikel. Sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat terlarut. Penurunan titik beku dari suatu larutan,Tf berbanding lurus dengan konsentrasi molal (m) dari suatu larutan. Setiap pelarut mempunyai konstanta tertentu yang
Besarnya penurunan tiitk beku larutan begantung pada konsentrasi zat terlarut. Semakin berat larutan, maka semakin rendah titk bekunya dan perubahannya hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi. Penurunan titik beku juga bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut dalam larutan.


















BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1  Alat dan Bahan
            Alat
1.              Neraca
2.              Tabung reaksi
3.              Sendok
4.              Pengaduk
5.              Gelas kimia
6.              Pipet
7.              Thermometer
8.              Rak tabung reaksi
Bahan
1.              Air suling
2.              Butiran es batu
3.              Urea 1 m & 2 m
4.              Nacl 1 m & 2 m
5.              Garam
2.2       Cara Kerja
1.              Masukkan butiran-butiran es batu dalam gelas kimia plastic sampai kira-kira ¾ nya. Tambahkan + 8 sendok makan garam dapur. Aduk campuran ini dengan sendok. Campuran ini adalah campuran pendingin.
2.              Isi tabung reaksi dengan air suling sebanyak 5 ml menggunakan pipet. Masukkan tabung ke dalam gelas kimia berisi campuran pendinginan sambil mengaduk campuran pendingin sampai air atau larutan dalam tabung reaksi membeku seluruhnya.
3.              Keluarkan tabung reaksi dari campuran pendingin. Saat larutan mulai meleleh masukkan thermometer. Bacalah thermometer saat garis penunjuk pada thermometer  dalam keaadaan konstan lalu catat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer pada air (pelarut).
4.              Ulangi langkah diatas dengan mengganti dengan NaCl 1m,NaCl 2m, UREA 1m, UREA 2m
BAB III
HASILPENGAMATAN


3.1 Tabel Percobaan
No
Nama Bahan
Molalitas
Titik Beku
1
Air Suling
-
0OC
2
NaCl
1m
-3OC
3
NaCl
2m
-6OC
4
UREA
1m
-5OC
5
UREA
2m
-7OC



3.2 Perhitungan


NaCl 1m
= Kf x m x i
= 1,86 x 1 x 2
= 3,72
Tf        = - 3,72

NaCl 2m
= Kf x m x I
= 1,86 x 2 x 2
= 7,44
Tf        = -7,44

Urea 1m
= Kf x m
= 1,86 x 1
= 1,86
Tf        = -1,86

Urea 2m
= Kf x m
= 1,86 x 2
= 3,72
Tf        = -3,72






BAB IV
PENUTUP


4.1  Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi titik beku dan penurunan titik beku ialah jumlah konsentrasi molal dan sifat larutan (elektrolit dan non-elektrolit). Dan garam dapur disini berfungsi sebagai stabilisator suhu es dikarenakan garam dapur dapat menghambat proses pencairan Es.



















4.3 Lampiran

Minggu, 14 Juli 2013

Teruntuk semua nya

teruntuk semua nya
diri ini hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari segala khilaf dan dosa
serta prasangka
di penghujung bulan yang penuh berkah ini
saya selaku pembuat onar serta kesalahan
memohon maaf atas segala perilaku, ucapan, tingkah laku serta prasangka baiik yang disengaja maupun ngga
semoga amal ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini diterima oleh Nya dan semoga kita kembali di pertemukan dengan bulan yang penuh berkah ini.

Jumat, 21 Juni 2013


Kamis, 30 Mei 2013

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA HASIL KALI KELARUTAN


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
HASIL KALI KELARUTAN




Disusun oleh:
Dedy Purnama (03)








SMA NEGRI 1 MINGGIR
2012-1013
KESETIMBANGAN HASIL KALI KELARUTAN
I.         TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk dapat memahami sifat larutan jenuh, kelarutan suatu garam dalam pelarut air, dan menentukan hasil kali kelarutannya.

II.      TINJAUAN PUSTAKA
A.   Kesetimbangan Hasil Kali Kelarutan
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan sebaliknya. Sebagai contoh :
AB + CDAC + BD
        Dalam kesetimbangan ini, terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD, dan pada saat yang sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat zat dalam sistem itu jumlahnya mendekati konstan.
Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem kesetimbangan homogen dan sistem kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai kesamaan fase, sehingga sistem yang terbentuk itu hanya memiliki satu fase. Kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga sistem yang terbentuk pun mempunyai lebih dari satu macam fase.
Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999).





B.   Larutan Jenuh
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih. Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut pada temperatur yang sudah ditentukan.
Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada larutan jenuh. Dan suatu larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan dengan larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Zat terlarut haruslah lebih banyak larut dalam dalam pelarut panas dari pada dalam pelarut dingin. Jika tersisa zat terlarut yang belum larut, sisa itu disingkirkan. Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan hati-hati untuk menghindari pengkristalan. Artinya larutan itu tidak boleh digetarkan atau diguncang, dan debu maupun materi asing dilarang masuk. Jika tidak ada zat terlarut yang memisahkan diri selama pendinginan, maka larutan yang dingin itu bersifat lewat jenuh (Brady, 1999).
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari satu sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan ke dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah dimana pereaksi tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Suatu garam ionik apabila dilarutkan dalam air, akan terurai menjadi ion-ionnya. Apabila dalam air larutan tersebut telah lewat jenuh, maka garam tersebut akan mengendap. Pada keadaan tepat jenuh, terjadi kesetimbangan antar fase padat dari garam dengan ion-ionnya dalam larutan. Misalkan untuk garam timbal klorida, keadaan kesetimbangan dari perak klorida dalam larutan dapat dituliskan dalam persamaan kesetimbangan sebagai berikut :
PbCl (s) Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)


C.   Kelarutan Suatu Garam
Kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya garam yang dapat larut dalam suatu pelarut sampai garam tersebut tepat akan mengendap. Besarnya kelarutan dari suatu garam nilainya beragam untuk setiap macam garam dan merupakan salah satu sifat fisis dari garam tersebut.
Jika suatu garam memiliki tetapan hasil kali larutan yang besar, maka dikatakan garam tersebut mudah larut. Sebaliknya jika harga tetapan hasil kali larutan dari suatu garam tertentu sangat kecil, dapat dikatakan bahwa garam tersebut sukar untuk larut.
Harga tetapan hasil kali kelarutan dari suatu garam dapat berubah dengan perubahan temperatur. Umumnya kenaikan temperatur akan memperbesar kelarutan suatu garam, sehingga harga tetapan hasil kali kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar (Petrucci, 1987).
















III.   ALAT DAN BAHAN
A.   Alat
     Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
·         gelas 100 ml
·         Sendok

B.   Bahan
      Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
·         Gula
·         Garam
·         Air Panas/dingin/biasa


IV.    PROSEDUR KERJA

1.    Siapkan alat dan bahan yang sudah tercantum di atas.
2.    Masukan 2 Sendok gula kedalam gelas yang sudah di isi air.
3.    Aduk campuran gula tersebut.
4.    Catat hasilnya
5.    Ulangi langkah ke 3 dengan menambahkan kelipatan 2 Sendok sampai 10 sendok gula dan mengganti airnya dengan air panas, dingin dan biasa dan,
6.    Ulangi langkah sebelumnya dengan mengganti larutan garam












V.   HASIL PERCOBAAN

a.    Tabel hasil percobaan larutan Gula
Banyak Gula
Air
Kelarutan
Endapan
2 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Tidak ada
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Tidak ada
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Tidak ada
4 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Tidak ada
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Tidak ada
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Tidak ada
6 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Tepat jenuh
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Tepat jenuh
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Tepat jenuh
8 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Ada
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Ada
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Ada
10 Sendok
Air Panas
Larutan Tidak bisa terlarut
Ada
Air Biasa
Larutan Tidak bisa terlarut
Ada
Air Dingin
Larutan Tidak bisa terlarut
Ada



b.    Tabel hasil percobaan larutan Garam dapur
Banyak Gula
Air
Kelarutan
Endapan
2 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Tidak ada
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Tidak ada
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Tidak ada
4 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Tidak ada
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Tidak ada
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Tidak ada
6 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Tidak ada
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Tidak ada
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Tidak ada
8 Sendok
Air Panas
Larutan lebih cepat  terlarut
Tepat jenuh
Air Biasa
Larutan cepat  terlarut
Tepat jenuh
Air Dingin
Larutan lambat terlarut
Tepat jenuh
10 Sendok
Air Panas
Larutan Tidak bisa terlarut
Ada
Air Biasa
Larutan Tidak bisa terlarut
Ada
Air Dingin
Larutan Tidak bisa terlarut
Ada

VI.   KESIMPULAN

  • Hasil kali kelarutan (Ksp) merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion yang masing-masing dipangkatkan koefisien reaksi dalam larutan yang jenuh pada suhu tertentu.
  • Endapan terbentuk apabila larutan mencapai keadaan lewat jenuh.
  • Semakin besar konsentrasi zat yang ditambahkan untuk membentuk endapan, maka kalor yang dibutuhkan untuk melarutkan endapan juga semakin besar.
  • Semakin tinggi suhu penglarut maka semakin cepat larutan akan terlarut